Ketika Disabilitas Belajar Bikin Film
- cintafilmindonesia.com
- Sep 18, 2018
- 2 min read

Ket. gbr: Vina- Tuli ( Kameraman), David - Daksa ( Kameraman ), Edi - Daksa ( Pencatat Script )
Jakarta, 18/09/2018. Sekitar 35 peserta disabilitas yang terseleksi dari sekitar 150 pendaftar yang terdiri dari Netra, Autis, Tuli, Daksa serta Adha dan juga anak-anak paska rehabilitasi Narkoba mengikuti workshop Inklusi Film, yang diselenggarakan oleh Komunitas Cinta Film Indonesia bekerja sama dengan Citra Film school serta di dukung oleh Yayasan Yakita, Vina Smart Foundation, Audisi , SuaraPro dan Mobiliari Institue selama 4 hari , dari tanggal 12-14/09/2018 belajar tentang teori film ( Penulisan Skenario, Tata Kamera, Penyutradaraan, Tata Artistik, Managemen Produksi dan Seni Peran ) dan 15/09/2018 praktek produksi pembuatan film pendek.
Para peserta mengikuti kegiatan workshop sesuai dengan minat dan bakat serta kemampuan masing masing, Bidang penulisan skenario di ikuti oleh 6 Disabilitas Netra , Autis dan Tuli dari workshop mendapatkan 5 ide cerita dalam bentuk Premise dan Sinopsis, kemudian di pilihlah 2(dua) sinopsis tersebut untuk di buatkan Skenario sederhana untuk di produksi pada hari ke 4 dalam workshop tersebut.
Bidang Penyutradaraan di ikuti oleh Disabilitas Tuli dan Anak paska rehabilitas Narkoba, sedangkan bidang Tata Kamera di minati oleh Disabilitas daksa dan Disabilitas Tuli sisanya lebih memilih menjadi aktor, Netra,Autis, maupun Disabilitas Tuli.
Selama 3 (tiga) hari mereka dengan semangat tanpa ada rasa bosan mengikuti workshop tersebut, sebuah pengalaman menarik menurut; Vina seorang gadis Penyandang Disabilitas Tuli yang minat di bidang Tata Kamera, ia juga adalah seorang karyawati di sebuah perusahaan advertising, sebagai disain grafis. Sedangkan Geska Disabilitas Tuli minat bidang Punyutradaraan pekerjaan sehari-hari adalah Ojek Online merasa mendapatkan ilmu yang bermanfaat tentang pembuatan Film,sebuah pengalaman yang luar biasa ketika belajar menjadi sutradara, saya merasa senang,dapat ilmu tentang film dan dapat pengalaman, dengan bahasa isyarat yang di translate oleh juru bahasa isyarat. ia berharap bisa menjadi seorang sineas, membuat film adalah kegemarannya.
Workshop Inklusi Film ini akan terus berlanjut di lakukan bukan hanya di jakarta, akan menyusul daerah lain seperti Bogor, Bandung, Jogja dan Bali;Ujar Berhand Sirait dari Citra Film School. Kegiatan ini memberikan peluang kerja bagi disabilitas serta membuka mata bagi pengusaha film, rumah produksi untuk mempekerjakan disabilitas di bidang perfilman.( BS)
Comments